Judul Buku : Menyibak Ilalang, Menapak Salju (Sebuah Novel yang Diangkat dari Kisah Nyata)
Pengarang : Kartika Nurwita Kurniati
Spesifikasi: Buku A5 fiksi (13 x 20 cm), isi bookpaper, 100 halaman.
ISBN : 978- 602- 5810- 92-3
Penerbit : Pustaka Intermedia
Tahun Terbit: 2010
Menyibak Ilalang, Menapak Salju adalah novel yang menceritakan perjuangan Kartika. Ia guru honorer sekaligus Kepala Raudhatul Athfal Al-Islam Petalabumi yang mendapat penghargaan sebagai peserta Study Visit ke University of Eastern Finland (UEF) di Finlandia pada 7—16 Desember 2017. Penghargaan tersebut diberikan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Islam pada Kartika karena ia terpilihnya sebagai juara I Nasional Kepala Raudhatul Athfal berprestasi tahun 2016.
Novel ini sarat dengan perjuangan dan pengorbanan seorang guru honorer. Perjuangan dan semangat memajukan lembaga PAUD di desanya dengan tidak kenal lelah. Ia gigih mencari ilmu dan memberi inspirasi kepada teman-teman sejawatnya untuk tetap mengajar di lembaga pendidikannya walau dengan gaji yang sangat rendah
Novel ini merupakan sebuah karya inspiratif yang sangat menarik perhatian terutama kalangan guru-guru honor pendidikan anak usia dini. Novel ini diangkat dari kisah nyata perjalanan karier seorang Kartika (penulis novel) yang mengajar di RA sejak tahun 2004.
Membaca novel ini sungguh membuat hati pilu, sedih, menangis pedih, ikut merasakan betapa perjuangan tokoh Kartika dalam novel ini sungguh luar biasa. Ia begitu ikhlas menjadi guru RA meskipun hanya digaji Rp75.000 per bulan. Gaji yang sangat rendah dibandingkan gaji kuli bangunan. Kuli bangunan mendapatkan gaji Rp60—70.000 per hari. Sementara tokoh Kartika hanya digaji Rp75.000 per bulan. Guru yang jasanya besar, mendidik generasi bangsa tapi digaji rendah dengan segala keterbatasan fasilitas tidak menyurutkan niatnya untuk berjuang. Keihlasan, kreativitas, dan ketangguhan tokoh Kartika mengantarkannya menjadi guru berprestasi tingkat nasional dan mendapat penghargaan umrah gratis dan study visite ke Finlandia. Di samping ceritanya yang memilukan, novel ini juga sangat mengharukan, membanggakan melihat prestasi gemilang tokoh Kartika. Novel sangat menginspirasi, tidak hanya pada guru- guru bergaji rendah tapi juga pada guru dan pejabat yang bergaji tinggi dengan beranega ragam tunjangan tapi minim prestasi.
DAFTAR ISI
Prakata Penulis
Daftar Isi
Ibu Rumah Tangga Belajar Jadi Guru,
Kuliah
Kompetisi
Hampir puncak
Puncak
Umrah
Pesan WhatsApp,
Terbang Malam Hari
Kabut di Helsinki
University of Eastern Finland (UEF)
Biografi Penulis
BIOGRAFI PENGARANG
Kartika Nurwita Kurniati, nama yang panjang, di kalangan sekolah lebih akrab dipanggil Tika. Ia dilahirkan di Cilengkrang, Wado, Sumedang Jawa Barat tanggal 15 November 1973. Desa Cilengkrang adalah desa yang berada di kaki gunung Cakra Buana. Desa dengan geografi berbukit. Namun sejak tanggal 29 Agustus 1981, Tika transmigrasi dengan orang tuanya ke Provinsi Riau tepatnya di Desa Petala Bumi Kecamatan Seberida. Untuk menjangkau desa tersebut tidaklah sulit, karena berada sekitar 20 km dari ibu kota Kabupaten Indragiri Hulu. Desa ini cukup dikenal di kabupaten Indragiri Hulu, karena masyarakatnya aktif dan giat membangun.
Pendidikan SD ditempuh di desa ini sejak kelas 2 SD tahun 1981 di SDN 021 UPT III Blok D yang kini berubah menjadi SDN 009 Desa Petalabumi. Ayah yang berprofesi sebagai PNS atau Kepala sekolah di SD tersebut saat itu. Hidup sederhana di daerah transmigrasi dengan jumlah anak 6 orang dengan gaji PNS tentunya tidak cukup untuk menghidupi keluarga sehingga ayah dan ibu harus mencari tambahan dengan bercocok tanam di kebun yang diberikan pemerintah.
Terlahir sebagai anak bungsu dari 6 bersaudara menjadi hal yang luar biasa, walau hidup sederhana dengan gaji rendah di daerah transmigrasi dia menikmati masa kecil dengan berbagai keadaan. Kesulitan hidup di area transmigrasi yang belum menghasilkan cukup menjadi pengalaman yang pahit. Apalagi jika hasil panenan padi dan palawija tidak sedang beruntung kami tetap harus hidup lebih hemat dan makan seadanya dari hasil kebun. Gaji PNS yang diterima ayahnya digunakan untuk biaya sekolah abang sulung yang tinggal di Jawa.
Kesulitan hidup yang dialami oleh masyarakat transmigrasi menyebabkan teman-teman ayahnya terpaksa harus meninggalkan desa untuk mencari penghidupan di daerah lain. Jatah dari pemerintah untuk penduduk transmigrasi hanya diberikan selama satu tahun selama masyarakat belum mampu bercocok tanam, tahun-tahun berikutnya masyarakat sudah bercocok tanam di ladang dan sudah dapat dinikmati hasilnya. Namun hama dan penyakit tanaman yang selalu menyerang saat panen menyebabkan banyak yang putus asa untuk bertani. Akhirnya masyarakat banyak yang hijrah atau merantau ke daerah yang sedang membuka areal perkebunan kelapa sawit atau karet. Tidak sedikit orang tua yang meninggalkan anak-anaknya di desa, 3 atau 6 bulan baru pulang ke desa, yang kadang membawa hasil atau tidak sama sekali.
Ayahnya sebagai guru tetap bertahan di desa melayani pendidikan anak-anak tetangga yang ditinggal merantau oleh orang tuanya. Kesedihan dan kepiluan kadang menjadi pemandangan sehari-hari, murid-murid menempuh pendidikan tanpa kehadiran orang tua. Mereka hidup mandiri dirumah sambil menunggu kepulangan orangtua dari rantau.
Pendidikan SMP ditempuh di desa UPT II Blok A atau Desa Titian Resak saat ini yang berjarak sekitar 4 km dari desa Petalabumi. SMP Negeri 1 Belilas merupakan sekolah lanjutan pertama yang saya tempuh. SMP ini sekarang bernama SMP Negeri 1 Seberida. Saat itu ada dua SMP dan satu MTs Swasta di kecamatan Seberida. SMP Negeri menjadi satu pilihan karena dekat dengan tempat tinggal.
Sekolah Teknologi Pertanian Negeri Air Molek sekarang dikenal dengan SMKN Pasir Penyu, menjadi pilihan sekolah lanjutan atas, karena saat itu berkeinginan menjadi tenaga ahli di bidang pertanian atau insinyur pertanian. SMT Pertanian Negeri Air molek merupakan satu-satunya sekolah kejuruan pertanian yang ada di provinsi Riau. Tidak heran persaingan ketat pun harus ditempuh untuk dapat duduk di bangku sekolah tersebut. Merantau jauh dari orangtua menjadi pengalaman awal yang harus dialami. Sekolah yang mengutamakan keterampilan dalam bidang pertanian tidak bisa dipungkiri mau tidak mau harus bekerja keras bersaing dengan teman-teman dari kabupaten lain untuk bisa memperoleh dan mempertahankan prestasi agar dapat kuliah di perguruan tinggi Pavorite yaitu Institut Pertanian Bogor.
Menjadi siswa SMT Pertanian wajib mencintai almamater, aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan serius dalam belajar, tinggal di asrama putri yang hanya tinggal makan dan belajar serta mengikuti kegiatan asrama pada malam hari.
Bimbingan, didikan dan arahan guru-guru hebat alumni Institur Pertanian Bogor (IPB) di sekolah maupun di asrama membangkitkan semangat belajar dan berprestasi. Motivasi mereka berikan pada anak didiknya sangat luar biasa. Penerapan disiplin dan etika sangat diutamakan.
Bapak Ujang Sudrajat adalah wali kelas dan Pembina asrama yang besar andilnya dalam pembentukan karakter anak-anak asrama termasuk KARTIKA. Beliau adalah guru yang cerdas, disiplin, bijaksana, dan berwibawa serta menghargai sekecil apapun prestasi siswanya. Berkat bimbingan beliau tika mampu meraih prestasi rangking 2 umum di sekolah tersebut. Menjadi utusan peserta Paskibra Kabupaten Indragiri Hulu tahun 1992 dan juara 2 lomba siswa teladan kabupaten Indragiri Hulu tahun 1991 pun pernah diraihnya.
Sebagai ketua asrama putri, penulis juga harus mampu mengkoordinir kegiatan asrama agar kegiatan penghuni terorganisir dengan baik. Motivasi bapak H.Ujang Sudrajat, M.Si. berikan kepadanya bukan saja saat beliau menjadi guru di SMT Pertanian, saat menjabat kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indragiri hulu sikapnya tetap sama.
Cita-cita menjadi Insinyur Pertanian gagal. Hal ini disebabkan kendala ekonomi saat itu tidak mendukung. Kehidupan masyarakat transmigrasi belum juga membaik. Akhirnya Tika memilih bekerja di sebuah perusahaan kayu Logging di pedalaman hutan daerah Seberida. Bertahan kerja satu tahun tika menerima lamaran seorang guru honor SMP dan akhirnya menikah di tahun 1993 dan di karuniai 4 orang putri. Menjadi guru RA bukanlah sebuah cita-citanya. Tahun 2004 ketika dirinya sudah memiliki 3 orang putri, dia menerima tawaran dari ketua Yayasan untuk mengelola RA Al-Islam. Bapak H. Cucu Sulaeman, M.Pd.I adalah guru agama yang sangat aktif dan peduli untuk kemajuan dunia pendidikan. Beliau adalah seorag fasilitatator, motivator dan inisiator yang berjuang dibidang pendidikan di Desa Petalabumi.
Ditunjuk sebagai kepala RA Al-Islam dan sekaligus sebagai guru denagn membawahi 3 orang guru yang kurang sama buta pengetahuan dalam mengajar di dunia anak merupakan suatu beban dan tantangan yang harus dihadapi olehnya dan teman-temannya. Aktif di organisasi penyelenggara dan kegiatan guru merupakan keharusan sebagai wadah untuk menambah ilmu dan keterampilan dalam mengelola dan mengajar anak usia dini sehingga sehari-harinya dia menyibukkan diri untuk ikut aktif di kepengurusan Kelompok Kerja Guru TK/RA dn Ikatan Guru TK/RA.
Tuntutan mengikuti perkembangan pendidikan usia dini, memkasa dirinya untuk ikut kuliah di program D-2 PGTK yang diselesaikannya tahun 2008. Selanjutnya dia mengikuti program S-1 PG PAUD yang diselenggarakan Universitas terbuka UPBJJ Pekanbaru dengan pertemuan Sabtu Minggu. Lulus S-1 PG PAUD tahun 2011. Alhamdulillah dengan bermodalkan ijazah Sarjana PAUD dapat mengikuti sertifikasi guru RA di kementerian Agama. Tahun 20014 lulus sertfikasi guru Non-PNS dengan gaji 1,5 juta perbulan.
Kepribadiaannya yang energik, aktif disemua bidang kegiatan, kegemarannya berolahraga dan luwes dalam bergaul memberi pengaruh positif terhadap lembaga yang dipimpinnya. Komunikasi dan silaturahmi yang dengan pemerintah desa. Ditahun 2014 lembaganya mendapat bantuan dua lokal ruang belajar dengan dana Rp235.000.000 dan pagar sebesar Rp55.000.000.
Di tahun yang sama dia mencoba mengikuti ajang kompetensi pemilihan Guru RA Berprestasi nasional dan berhasil meraih juara 2, yang sebelumnya juga pernah mengikuti pemilihan kepala TK berprestasi tingkat provinsi Riau tahun 2013. Tahun 2016 dia terpilih lagi menjadi juara 1 ajang kompetensi Kepala RA berprestasi tingkat nasional yang diselenggarakan di Bogor tanggal 24—26 Oktober tahun 2016.
Prestasi juara I tingkat nasional menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hulu sehingga bulan April tahun 2017 dia mendapat tiket gratis untuk melaksanakan umrah di tanah suci. Study Visit ke Finlandia adalah apresiasi dari kementerian Agama RI bagi para pemenang lomba kompetensi guru, kepala dan pengawas madrasah di lingkungan kementerian Agama. Tak berhenti sampai di situ, dia juga mendapat hadiah sebagai guru kontrak daerah dari pemerintah kabupaten Indragiri Hulu.